Hallo teman-temanku
para pemburu ilmu
Kalian tau
gak sebenernya apa sih sakit stroke itu? Oh stroke itu penyakitnya orang tua
yang fungsi tubuhnya udah gak normal itu loh. Hmm kalau kalian hanya tau itu
mari kita ulas bersama apa sih penyakit stroke itu?
Sebenernya
ada juga loh latihan sederhana yang bisa dilakukan sendiri oleh pasien stroke dan
ada juga latihan yang harus dibantu oleh perawat. Kepo kan?
Yukkk kita
baca tulisan dibawah ini untuk sedikit menambah pengetahuan kita supaya kita
bisa sedikit membantu pasien stroke.
Latihan Range
of Motion (ROM) untuk Pasien Stroke
Stroke adalah suatu kejadian rusaknya
sebagian dari otak.
Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat,
atau jika robek atau bocor. Stroke juga dapat diartikan hilangnya fungsi-fungsi
otak dengan cepat, karena gangguan suplai darah ke otak. Hal ini dapat terjadi
karena iskemia
(berkurangnya aliran darah) dikarenakan oleh penyumbatan atau adanya
pendarahan.
Stroke
iskemik disebabkan oleh cabang pembuluh darah di otak mengalami penyumbatan
biasanya diakibatkan oleh kolesterol dan racun dalam tubuh seperti radikal
bebas. Klasifikasi stroke iskemik yang ideal harus terdiri dari semua hal
mendasar patologi yang berpotensi menunjukkan kejadian indeks dan menekankan
etiologi dan patofisiologis. Klasifikasi ditargetkan untuk meggambarkan
patologi yang mendasarinya,
tanpa menyoroti yang paling banyak kemungkinan etiologi stroke iskemik.
Studi
bertujuan mengeksplorasikan hubungan Lymphocyte-to-Monocyte
Ratio (LMR) dan tingkat keparahan stroke. Prediktif nilai LMR pada hasil
fungsional LMR 3 bulan pada pasien dengan Akut Iskemik Stroke (AIS). Studi
menggunakan korelasi untuk mengevaluasi hubungan antara LMR dan tingkat
keparahan stroke. Analisis digunakan untuk menilai faktor resiko keparahan dan
prognosis stroke.
Ada variasi geografis dalam kualitas layanan
kesehatan namun kurang jelas strategi untuk meningkatkan kualitas di daerah
tertinggal. Studi menandai kualitas perawatan untuk menilai apakah ada
peningkatan akses terhadap layanan neurologis yang berpotensi menjembatani
kualitas perawatan kesenjangan terutama dalam hal administrasi alteplase
(rt-PA). Rumah sakit non metropolitan tampil lebih buruk daripada rumah sakit
metropolitan pada semua perawatan stroke yang dinilai dari ukuran kualitas.
Pusat stroke bersertifikat di setiap penunjukan geografis memberikan kualitas
perawatan yang lebih tinggi.
Risiko
terjadinya stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor risiko.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada penyakit stroke diantaranya adalah
riwayat stroke, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, penyakit
karotis asimptomatis, transient ischemic attack, hiperkolesterolemia,
penggunaan kontrasepsi oral, obesitas, merokok, alkoholik, penggunaan narkotik,
hiperhomosisteinemia, antibodi antifosfolipid, hiperurisemia, peninggian
hematokrit, dan peningkatan kadar fibrinogen, sedangkan faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi yaitu umur, jenis kelamin, herediter, dan ras/etnis.
Bagi tenaga
kesehatan, pada pasien yang memiliki faktor risiko stroke, hendaknya melakukan
penatalaksanaan faktor risiko dan memberikan edukasi yang tepat. Salah satu
asuhan keperawatan yang bisa kita terapkan kepada pasien stroke yaitu melatih
ROM pada pasien. Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot
dan tonus otot. Tujuan ROM adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan
otot, mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, mencegah kontraktur dan kekakuan pada
sendi. Sedangkan manfaat latihan ROM adalah untuk menentukan nilai kemampuan
sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan, memperbaiki tonus otot,
memperbaiki toleransi otot untuk latihan, mencegah terjadinya kekakuan sendi,
memperlancar sirkulasi darah
dengan dilakukannya latihan ROM pada pasien. Latihan ROM dikatakan dapat
mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi.
Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tseng et al (2007)
yang mengungkapkan bahwa latihan Range of Motion (ROM) dapat
meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak sendi pada pasien stroke.
DAFTAR PUSTAKA
Radu, A. R., Terecoasa, O. E., & Bajenaru, O. A.
(2017). Etiologic Classification of Ischemic Stroke . Clinical Neurology and
Neurosurgery, 96 - 106.
Rahayu,
K. N. (2015). Pengaruh Pemberian Latihan Range of Motion Terhadap Kemampuan
Motorik Pada Pasien Post Stroke di RSUD Gambiran. Jurnal Keperawatan,
102 - 107.
Seabury,
S., Bognar, K., & Huber, C. (2017). Regional Dispirities in the Quality of
Stroke. American Journal of Emergency Medicine, 1234 - 1239.
Sofyan,
A. M., Sihombing, I. Y., & Hamra, Y. (2012). Hubungan Umur, Jenis Kelamin
dan Hipertensi dengan Kejadian Stroke. Jurnal Keperawatan, 24 - 29.
“Tidak ada rahasia untuk
menggapai kesuksesan. Sukses dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan
mau belajar dari kegagalan” (General Collin Power)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar